![]() |
Penjelasan |
---|---|
Nama Barang | Panorama Death Valley Dengan Converter Infrared |
Tipe | Fotografi |
Penjelasan Singkat | Sekarang Ane udah punya Nikon D800E yang dipasang alat koverter ke infrared, Ane bereksperimen dengan beberapa alat infrared ketika punya kesempatan pake dan liat punya temen hehe.. |
Kode Barang | - |
Selama waktu liburan kemari ke Death Valley, Ane bawa senjata kamera nikon D800E dengan pasangan lensa seperti lensa Tokina 16-28 f/2.8 dan Nikkor 24-70mm f/2.8G sekaligus juga melengkapinya dnegan Infrared untuk mencoba shoot kondisi Death Valley diberbagai cuaca. Sepanjang perjalanan Ane coba belajar mengenai cara berfoto di death valley, karena banyak yang berkomentar berfoto disana terkadang mengejutkan ketika ingin memprosesnya dengan Lightroom dan post-process dengan Photoshop.
Pertama datang, Ane ga punya ide harus mulai nya bagaimana, aturan white balance pun mesti neliti dulu. Tapi ngga masalah WB yang Ane pilih, semua nya tampak sama toh, terlalu banyak warna merah atau pink/magenta dan semakin aneh. Akhirnya WB yang cocok buat ane di set 2500, yaaaah kira-kira sudah enak di pandang lah hehe.. Selanjutnya, Ane mesti mengatur eksposur juga, tapi ya karena disini termasuk dalam kondisi ekstrim, susah juga mengatur nya.
Sebuah penemuan yang menarik yaitu pada siang hari faktanya tidak berpengaruh untuk Infrared - kenyataan lain disini yaitu keindahan Sunrise/sunset tidak akan terasa indah bila di foto dengan IR ini, karena menghasilkan hitam putih untuk menjaga kualitas gambar.
Kejutan besar nih gan, ketika memotret dengan mode biasa ternyata menghasilkan suatu hotspot yang, yang mana belum pernah ane pikirkan kesalahan ini dan ketika di coba di import data RAW ke aplikasi Lightroom dan mencoba untuk post-process dengan Photoshop, ane dapet sesuatu, kebanyakan gambar tidak dapat hasilnya jelek. Ane menyadari setelah melakukan uji coba ini itu bahwa hanyalah dengan mengkonversi ke hitam putih dan menggunakan software Viveza dapat mengurangi brightness pada area hot spot.
Sedihnya, lensa Tokina 16-28mm f/2.8 dan Nikkor 24-70mm f/2.8G menjadi pilihan bodoh ketika digunakan di medan seperti ini atau untuk fotografi dengan Infrared yaaa karena hotspot disini emang ga tanggung-tanggung. Yang paling buruk adalah Lensa Tokina, yang membuat gambar-gambar jepretan menjadi semakin cerah. jadi pakai IR lebih baik..
gambar - gambar di bawah telah Ane konversi dengan Lightroom dan Photoshop. ane set WB sekitar -70 dan 110 Tint, sedikit menggunakan Highlights and Shadows, antara +25 dan +50, menggunakan Contrast in Lightroom. selanjutnya tiap gambar dibuka dengan Photoshop, mengganti chanel warna merah dan biru dan menggunakan software SilverFX untuk mengkonversi gambar-gambar menjadi black and white.
Ane haraf agan sekalian dapat menikmati gambar ini..
0 komentar:
Post a Comment
Untuk Berkomentar di Blog ini, silahkan berkomentar dengan rapi, pertanyaan baru sekaligus tertib, supaya enak dibaca oleh kita semua.. karena dengan pertanyaan baru akan dapat menambah pengetahuan kita akan hal-hal yang belum kita ketahui..
do not Spamming